Abu Muslim adalah nama panggilan dari Abdullah bin Tsaub yang berasal dari Yaman dan terhitung tabi'in alias pengikut sahabat Nabi. Sebetulnya, saat Nabi Muhammad masih hidup, da'wah Islam sudah sampai di negeri Yaman. nah, tanpa bertemu dengan Nabi Muhammad, dia menyatakan dirinya beriman dan masuk Islam.
Setelah Nabi Muhammad wafat, banyak orang yang mengaku Nabi. salah satunya Aswad bin Qais Al-Ansi. suatu hari, Abu Muslim ditangkap dan diinterogasi oleh Aswad.
"Kamu Mau bersaksi gak, kalau aku ini Rasul Allah?"
"Aku nggak denger" jawab Abu Muslim kalem.
"Apa kamu bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah?"
"Ya, tentu" jawab Abu Muslim mantap.
Aswad langsung dongkol. dia tanya lagi, dan dijawab dengan jawaban yang sama. Akhirnya, Aswad menyuruh anak buahnya membuat kobaran api dan melemparkan Abu Muslim ke dalamnya.
Ajaibnya, Abu Muslim tak terbakar sama sekali. sampai bara habis, tak secuil pun tubuh Abu Muslim tersentuh oleh api. Aswad ketakutan. sambil berjalan tenang , Abu Muslim melangkah keluar dari onggokan bara api. giliran beliau yang bicara dengan Aswad. "Kamu pergilah dari sini, kalau tidak, teman-teman saya akan membunuhmu!"
Tanpa banyak bicara, Aswad buru-buru ngacir sambil ketakutan.
Nah, setelah kejadian itu, Abu Muslim pergi ke Madinah. saat itu, Abu Bakar sudah menjadi Khalifah. Abu Muslim masuk ke Masjid dan shalat. Umar bin Khattab yang melihat kedatangan Abu Muslim. Dengan feeling yang tajam, Umar melihat ada sesuatu yang istimewa dari orang yang baru datang itu. maka, buru-buru dia samperin Abu Muslim dan bertanya,
"Dari mana kamu datang?"
"Dari Yaman" jawab Abu Muslim.
"Wah, mungkin kamu yang dibakar hidup-hidup sama di Nabi palsu itu, ya?
Ya, tentu saja kabar ajaib itu dengan cepatnya merebak ke seantero tanah Arab. Tapi, begitu identitasnya ketahuan, Abu Muslim mengelak dengan halus.
"Oh, saya pikir Anda keliru, Amirul Mukminin," jawab Abu Muslim, "Setahu saya, dia adalah Abdullah bin Tsaub,"
Tentu saja Abu Muslim nggak bohong, karena itu memang itu nama aslinya. hanya saja, feeling Umar nggak bisa dikibuli. kini, Ia mendesak,"Semoga Allah memuliakan kamu. dia itu, kamu juga, kan?"
Dicecar kayak gitu, akhirnya Abu Muslim nggak bisa mungkir lagi. SAmbil menunduk, ia menjawab, "ya".
mendengar jawaban itu, Umar langsung memeluk Abu Muslim sambil menangis. Dibawanya Abu Muslim menghadap Abu Bakar, sambil berkata,
"Segala puji bagi Allah SWT yang belum mewafatkanku, sehingga aku diperlihatkan dari ummat Muhammad SAW yang diselamatkan dari api, sebagaimana yang terjadi pada Ibrahin a.s."
Dari cerita di atas, yang dapat kita ambil adalah sikap rendah hatinya yang biasanya susah kita lakukan ketika nama kita jadi buah bibir. tapi Abu Muslim bisa membuktikan kalau hal itu nggak ngaruh baginya. persoalan dia nggak mempan dibakar api bukan soal sepele dan enteng. bahkan, hal itu adalah mukjizat seorang Nabi sekaliber Ibrahim a.s. tapi, waktu ditanya Umar, dia mengelak dengan halus.
Jadi, kalau kita mau teladani sikap Abu Muslim, tirulah sikap rendah hatinya. apalagi buat kamu yang punya potensi jadi buah bibir banyak orang. bisa jadi karena kepintaran kita, prestasi kita, bisa membuat kita jadi buah bibir. tapi janagan lupa, disaat itu biasanya kita menjadi sombong. kalau udah sombong, kita akan celaka. gak mau celaka? yuk, jaga sikap rendah hati, seperti yang dimiliki Abu Muslim Al-Khaulani.
0 komentar:
Posting Komentar