Enak ya? ternyata nggak juga! karena terlalu lama bermewah-mewahan, batin Ibrahim mulai gelisah. Ia ingin sekali mencari jalan untuk lebih dekat dengan Allah. tapi, bagaimana caranya? apa aja udah disediakan. mau apa aja tinggal dilayanin. bosen!
Waktu terus berlalu. dan sampailah Ibrahim pada jawal berburunya. sebagai pangeran, ia biasa berburu di padang rumput dan hutan-hutan , tentunya diiringi dengan seabreg punggawa, pengawal dan pelayan.
Pada suatu malam, ketika usai memperoleh hasil buruan yang besar, Ibrahim tertidur lelap di tendanya yang mewah. mendadak, ia mendengar suara seperti seseorang berjalan mondar-mandir di atas tendanya. spontan ia berteriak, "Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di situ?"
Suara itu menjawab, "Aku sedang mencari untaku di sini!"
"Apa? Gila kamu! mana mungkin mencari unta di atas tenda seperti ini?'
"Lho, kamu juga," balas suara itu, "Mana mungkin kau akan menemukan Allah di atas kemewahan seperti ini?"
Suara itupun tba-tiba menghilang. Ibrahim terpana. kata-kata itu langsung nancep di hatinya, nyangkut dalem banget nembus hatinya!
Iya juga, kan? kalau cuma diam di atas kemewahan, nggak tahu bagaimana penderitaan di luar sana, bagaimana ia akan lebih mengenal dan merasakan nikmat-nikmat Allah?
Bener juga, ya? Kita bisa tahu nikmat kekayaan, karena tahu rasanya kemiskinan. tahu nikmatnya sehat, karena sudah pernah merasakan sakit. begitu seterusnya. itulah kira-kira yang berputar-putar di pikiran Ibrahim.
Setelah itu, Ibrahim langsung jadi Be-Te! spontan ia bangkit dan meninggalkan tenda mewahnya malam itu juga, dengan cara diam-diam. sejak saat itu, ia memustuskan untuk pergi mengembara di jalan Allah. ia tinggalkan hidupnya yang mewah dan pergi mengembara mencari kebenaran sejati. yang hebatnya, sebagai mantan orang kaya, Ibrahim enjoy aja menikmati jalan hidup sederhana.
Tapi kalo buat kamu-kamu, cara begini bukan buat mentah-mentah ditiru! bis-bisa, ayah-ibu kita kumat sakit jantungnya. masa', kabur dari rumah bilangnya mau ngikutin jejak Ibrahim bin Adham. Asal!
Yang penting, niat Ibrahim yang mesti kita tiru: bersungguh-sungguh mencari kebaikan di jalan Allah! Belajar dengan tekun dan bikin Orang Tua bahagia, itu juga jalan Allah, lho!
Oke, kita akan bahas kisah-kisah Ibrahim bin Adham di lain waktu. masih banyak, lho! tunggu, ya....
0 komentar:
Posting Komentar