Kita mungkin sudah tidak asing lagi siapa itu Sutomo. Dialah sosok Pejuang kemerdekaan yang sangat fenomenal. Pria pemberani yang dikenal dengan sebutan Bung Tomo ini berperan besar dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan penjajah Belanda kala itu.
Semboyannya sangat masyur, dikenang sampai sekarang, “Merdeka atau Mati syahid”. Pekikkan takbirnya begitu menggelegar, sehingga mampu membakar semangat jihad arek-arek Surabaya. Ia berpidato melalui corong-corong radio untuk mengajak masyarakat supaya bangkit melawan panjajah yang sebelumnya telah mendapatkan suntikan semangat dari para ulama dengan keluarnya fatwa Jihad (Resolusi Jihad).
“Dan kita jakin, saoedara-saoedara, pada akhirnja pastilah kemenangan akan djatuh ke tangan kita, sebab Allah selaloe berada di pihak jang benar, pertjajalah saoedara-saoedara, Toehan akan melindungi kita sekalian, Allahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar…!”. Begitulah petikan pidato bung Tomo.
Perjuangan bung tomo bersama rakyat Surabaya yang sebagian besar merupakan santri-santri dari Pondok Pesanten di sekitar wilayah Surabaya itu memang luar biasa. Ribuan kiai dan santri dari berbagai daerah sebagaimana ditulis oleh M.C. Ricklefs (1991) berbondong-bondong guna memenuhi seruan Jihad itu.
Sedemikian dahsyatnya, sampai-sampai salah seorang komandan pasukan (Netherlands Indies Civil Administration) NICA sekutu, Ziaul-Haq dari India merasa heran menyaksikan kiai dan santri bertakbir sambil mengacungkan senjata. Sebagai muslim hati Ziaul pun tersentuh, akhirnya ia pun menarik diri dari medan perang. Sikapnya itu sempat membuat pasukan sekutu panik. Perang pun berkobar, insyaAllah banyak diantara mereka yang mati sebagai syuhada.
Sejarah juga mencatat, bung Tomo berhasil membentuk pasukan berani mati, dikenal juga dengan sebutan “pasukan bom syahid”. Diceritakan, suatu ketika salah seorang pasukan bom syahid berhasil melakukan aksinya, ia sukses meluluh lantakkan Tank Baja Belanda dengan cara menubrukkan dirinya. Subhanallah!
Begitulah sekelumit kisah perjuangan Bung Tomo bersama rakyat Jawa Timur tempo doeloe. Masih banyak kisah-kisah heroik lain dari para pejuang kemerdekaan yang mungkin bisa menginspirasi kita. Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa, mereka berhasil mengusir tentara-tentara penjajah dari bumi Indonesia.
Kini tentara-tentara para penjajah itu telah pergi, bung Tomo pun telah perpulang ke rahmat Ilahi. Namun PR besar berada dipundak generasi yang sekarang, sebab Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Masih di jajah meski dalam bentuk lain. Sektor ekonominya masih terjajah, begitu pula sektor politik, sosial maupun budaya.
Disisi lain, saudara-saudara kita di belahan bumi lain sama sekali belumlah merdeka, diambil contoh adalah di Irak, Afghanistan, Palestina dan negri-negri Islam lainnya. Sebagai saudara seiman, tentunya kita tidak boleh tidak memikirkan. Sebab dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa setiap mukmin adalah saudara.
Maka dari itu, sudah selayaknya kita kobarkan semangat perjuangan untuk menuju kemerdekaan yang hakiki. Membebaskan Indonesia dan negri-negri Islam lain dari cengkraman penjajah. Dengan berjuang secara sungguh-sungguh untuk menerapkan Syariah Islam secara kaffah dalam bingkai negara Khilafah. Karena hanya dengan inilah Indonesia dan negri-negri Islam bisa benar-benar merdeka.
Perlu diketahui, ada tiga tahap yang dilakukan Rasulullah untuk menegakkan Islam. Pertama: Rasul melakukan pengkaderan (mendidik kader dakwah dengan cara mengaji), kedua: tahap interaksi dengan masyarakat (dakwah pergolakan pemikiran), ketiga: pengambil alihan kekuasaan oleh Islam melalui pertolongan ahlul kuwwah.
Berarti pertanyaannya, sudahkah kita mengaji dan berdakwah?, meneruskan perjuangan menuju kemerdekaan yang hakiki. Melanjutkan kehidupan Islam. Allahu Akbar!
0 komentar:
Posting Komentar