apa benar begitu?
tentu tidak. tapi, sebelum kita membahas masalah utama, kita akan melanjutkan kisah nyata guru saya ini....
jadi, pada saat itu, guru saya dan beberapa teman saya yang merupakan pengurus OSINH(organisasi siswa Insan Harapan=OSIS) sedang menjalankan amanah untuk menyampaikan bantuan kepada korban gempa Sumatera Barat dan Situ Gintung melalui bank Muamalat. nah, dalam perjalanan pulangnya, bertemulah dengan kejadian itu.
Guru saya yang terjun langsung dalam kejadian itu sangat menyayangkan peristiwa itu. seorang wanita gila di depan umum berguling-guling tanpa busana dan kain sedikitpun dilihat oleh khalayak ramai, tapi tak ada yang mempedulikannya. padahal, itu adalah salah satu tindakan kriminal. tapi, kenapa polisi tidak ikut turun tangan? seharusnya, orang-orang yang berada di sekitarnya ikut membantunya, bukan hanya dengan mendiamkannya.
untungnya, guru saya yang melihat kejadian itu cepat tanggap. beliau langsung membelikan baju untuknya, dan memakaikannya. bajunya pun bukan baju sembarangan, sebuah baju batik yang lebih bagus dari daster milik guru saya itu. untungnya, pada saat itu juga, guru saya membawa kerudung, dan memakaikannya kepada si wanita gila itu, sambil berkata:"pakai baju ya, bu,". dan si wanita gila itu mengangguk. "ya, saya juga muslim kok,"
setelah itu, guru saya bertanya: "kenapa ibu bisa seperti ini?"
si wanita itu menjawab, bahwa dia ingin pergi haji, tapi sebelumnya ingin punya apartement, berenang di kolam renang, dan menikmati fasilitas-fasilitas mewah lainnya. Lho?? mungkin, penyebab gilanya wanita ini ada beberapa sebab: ingin kaya, tapi tidak bisa, atau ingin naik haji tapi tidak bisa? tapi, yang pasti orang ini tidak bisa terpenuhi keinginannya.
setelah menceritakan hal yang sebenarnya, si wanita ini mendo'akan guru dan teman-temanku. tapi, dengan cara yang aneh, yaitu gabungan dari do'a cara orang Islam, Kristen, dan Buddha. Lho???
selesai berdo'a, si wanita ini bersujud kepada salah satu teman saya. lalu, setelah itu, si wanita itu pergi lagi dengan melakukan aktivitasnya seperti semula.
jadi, apa hikmahnya?
hikmahnya, sebagai manusia, kita harus peduli terhadap sesama, walaupun orang itu tidak enak dilihat ataupun dirasakan oleh mata dan hati kita. walaupun orang itu terlihat menjijikkan, janganlah kita menghindar darinya. cobalah untuk menolongnya.
sifat tolong menolong juga sudah dibiasakan di Jerman. jika seseorang melihat orang lain yang terlihat kesulitan, pasti langsung dibantu tanpa fikir panjang. kalau orang lain bisa, kenapa kita tidak?
belajarlah untuk peduli terhadap sesama, walaupun itu sedikit. biarpun sedikit, kalau sangat berarti bagi orang tersebut, pasti kita akan mendapatkan pahala yang besar! masa' iya nggak mau?
orang yang tidak mau peduli terhadap sesama, itu egois namanya. jika orang lain tertimpa musibah, kita cuek. tapi, pada saat kita atau keluarga kita terkena musibah, kita membutuhkan orang lain, padahal kita tidak mau membantu orang lain. nggak adil, kan? dan orang yang egois tidak akan masuk surga. lebih baik, kita berlakukan sifat peduli terhadap sesamasejak sekarang, jangan ditunda-tunda!
0 komentar:
Posting Komentar